Assalamu’alaikum sahabat...
Sahabat, pernahkah sedikit saja ketika kesibukan merajai kita, pada saat itu pula kita mengingat-Nya dalam kelapangan hati? Sungguh rendah, ketika kita mencoba mentafakurinya. Ketika aktifitas mengantri untuk dilaksanakan. Tugas-tugas berjubel, sementara waktu semakin sempit dan beribu satu aktifitas lainnya yang menyita pikiran, perhatian serta waktu kita. Bahkan waktu utama kita untuk dekat kepada-Nya saja menjadi nomor kesekian, bukan prioritas. Shalat. Kita pun lupa untuk saling mengingatkan, dengan teman, sahabat, bahkan orang tua kita yang dekat sekali dengan kita. Apakah ini seorang muslim dan muslimah yang dikatakan sebagai mujahid sholeh dan mujahidah sholehah? Apakah ini sorang muslim dan muslimah yang selalu memperjuangkan Islam? Bahkan dengan satu hal kecil saja kita sudah kalah dengan lemahnya diri? Pada saat sekarang kita sadar akan kelemahan kita, tapi apakah kesadaran itu membuat kita angkuh untuk tidak mengingatkan yang lain. Bukankah Rasul pun selalu memberikan apa yang terjadi padanya sebagai pelajaran bagi umatnya.
Sahabat, pernahkah kita mengukur diri kita dengan apa yang telah kita targetkan sebelumnya? Target-target yang menjadi infestasi kita untuk melangkah. Manajemen waktu yang kita buat, sudahkah menjadi hal yang bermanfaat bagi orang lain? Ketika kita hanya melihat pada waktu yang kita butuhkan untuk diri kita, apakah kita telah membagi waktu itu menjadi waktu untuk dunia dan peradaban? Waktu yang terus berjalan dan tak kan pernah berulang mundur sedetik pun. Manfaatkanlah waktu duniamu sahabat, untuk mempersiapkan mu pada hari berakhirnya dunia nanti dan waktu peradaban untuk memastikan langkahmu pada kehidupan Islam yang akan datang..(Jangan terlalu sering main PeEs ya, mengingatkan diri sendiri, hehehe..)
Sahabat, mari kita siapkan diri kita untuk terus berjuang dan memperbaiki diri kepada-Nya ..(Cita-cita yang tertulis di album kenangan SMA dulu, hehehe..). Kokohkan langkah kita dengan terus membimbing iman dan ilmu kita menuju ridha-Nya. Apalagi yang kita harapkan selain ridha-Nya dalam perjuangan kita?
Sahabat, sesungguhnya Allah menahanmu dari mendapatkan sesuatu, itu bukanlah karena Dia bakhil khawatir perbendaharaan-Nya atau menyembunyikan hakmu. Akan tetapi itu adalah karena Dia ingin kamu kembali kepada-Nya. Dia ingin memuliakanmu dengan tunduk pasrah kepada-Nya. Menjadikanmu kaya dengan fakir kepada-Nya. Memaksamu untuk bersimpuh dihadapan-Nya. menjadikanmu dapat merasakan manisnya ketundukan dari kefakiran kepada-Nya setelah merasakan pahitnya terhalang dari sesuatu. Agar kamu memakai perhiasan ubudiyah. Menempatkanmu dikedudukan yang tertinggi setelah kedudukan dilepas. Agar kamu dapat menyaksikan hikmah-Nya dalam qudrah-Nya. Rahmat-Nya dalam keperkasaan-Nya, kebaikan dan kelembutan-Nya dalam paksaan-Nya dan bahwa sebenarnya tidak memberinya adalah pemberian. Pelepasan dari-Nya adalah penguasaan. Hukum dari-Nya adalah pengajaran. Ujian dari-Nya adalah pemberian dan kecintaan. Dan dikuasakannya musuh-musuhmu atasmu adalah yang akan menggiringmu kepada-Nya.
Sahabat, jadilah sahabat yang beriman ibarat benderang pelita, sahabat sejati seperti harum kasturi, sahabat sejati yang menjadi pendorong impian dan sahabat berhati mulia yang membawa kita ke jalan-Nya.
Sahabat, mari kita ambil waktu untuk bersahabat, karena itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk memberi, karena itu akan membuat hidup lebih berarti, ambillah waktu untuk bekerja, karena itu adalah nilai keberhasilan. (Korban akibat sering dengerin Ust. Yusuf Mansyur Ceramah, hehehe...)
Sahabat, ambillah waktu untuk berdoa, karena itu sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, karena itu adalah sumber kebijaksanaan dan ambillah waktu untuk beramal, karena itu adalah kunci menuju surga.
Sahabat, hati adalah taman yang dimiliki Allah di muka bumi. Yang paling mencintai Allah adalah hati yang paling bersih, paling teguh dan paling lembut. Marilah kita benahi kembali taman di hati kita.
Sahabat, mari kita syukuri cinta ini dan jagalah ia karena-Nya. Karena cinta bukan menjadikan kita lemah, tetapi memberi kekuatan. Cinta bukan menghinakan diri kita, tetapi menghembuskan kegagahan dan cinta bukan melemahkan semangat, tetapi menggelorakan semangat. Maka, hiasilah cinta itu dengan cinta-Nya, karena tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangan duniawi, selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merana.
Sahabat, biarkan cinta kita tambatkan pada Allah. Karena tak pandai diri ini berlaku untuk rasa yang maha indah itu. Biarkan bait-bait cinta itu mewangi dalam hati, bukan di mulut, mata, atau telinga. Biarkan ia terjaga, karena cinta terlalu indah untuk dipuja. Karena diri terlalu lemah untuk menata rasa. Allah, ajari kami cinta. Cinta terindah dari Kau Sang Pemilik Cinta.
Sahabat, dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa dan dalam kesempitan hidup pada kekuasaan ilmu. Sahabat, Allah menguji keikhlasan dalam kesendirian. Allah memberikan kedewasaan ketika masalah-masalah berdatangan dan Allah melatih ketegaran dalam kesakitan.
Sahabat, hanya ada satu pelita yang dapat kita pegang dan selalu menyala di mana-mana, yang tetap akan menerangi tempat jauh seperti menerangi tempat dekat. Itulah rasa cinta dan kasih sayang pada sesama.
Sahabat, marilah kita berdoa dan bermunajat kepada-Nya, Sang Penguasa Kehidupan. Karena Doa memberikan kekuasaan pada orang yang lemah, membuat orang yang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
Sahabat, pintaku kepada kalian do’a untuk ibundaku tercinta semoga beliau segera diberi kesembuhan atas sakitnya, amin...
Wallahu'alam bi shawab...
Wassalamu’alaikum....
Sekum Karisma 2011
Sukron to takiyo atas inspirasi yang kau berikan ...salam ukhuwah...
muslim.olahragawan@yahoo.com